System Online

Dasar Teori Cooling Capacity

Cooling capacity adalah kemampuan sistem pendingin untuk menghilangkan panas dari suatu proses. Pada mesin injection molding, pendinginan yang tepat sangat penting untuk:

  • Mempertahankan kualitas produk
  • Meminimalkan waktu siklus produksi
  • Meningkatkan efisiensi energi
  • Memperpanjang umur mold

Prinsip Dasar Perpindahan Panas

Pendinginan pada mesin injection molding bekerja berdasarkan prinsip perpindahan panas konveksi, dimana panas dari mold dipindahkan ke fluida pendingin (biasanya air) yang mengalir melalui saluran-saluran dalam mold.

Rumus Dasar Cooling Capacity:

Q = m × Cp × ΔT

Dimana:

Q = Cooling Capacity (kcal/h)

m = Mass flow rate air pendingin (kg/h)

Cp = Specific heat capacity air (1 kcal/kg°C)

ΔT = Perbedaan suhu air masuk dan keluar (°C)

Konversi Satuan

Untuk mengkonversi cooling capacity ke berbagai satuan:

Satuan Konversi dari kcal/h
kW 1 kcal/h = 0.001163 kW
BTU/h 1 kcal/h = 3.968 BTU/h
Ton Refrigerasi 1 kcal/h = 0.0003307 RT

Contoh Perhitungan:

Diketahui:

  • Flow rate air pendingin: 60 LPM (liter per menit)
  • ΔT (perbedaan suhu): 5°C

Perhitungan:

  1. Konversi flow rate ke kg/h: 60 LPM × 60 menit/jam × 1 kg/L = 3600 kg/h
  2. Gunakan rumus Q = m × Cp × ΔT
  3. Q = 3600 kg/h × 1 kcal/kg°C × 5°C = 18,000 kcal/h
  4. Konversi ke kW: 18,000 × 0.001163 = 20.93 kW

Faktor yang Mempengaruhi Cooling Capacity

  • Flow rate air pendingin: Semakin tinggi flow rate, semakin besar kapasitas pendinginan
  • ΔT suhu: Perbedaan suhu yang lebih besar meningkatkan kapasitas pendinginan
  • Jenis fluida pendingin: Air memiliki Cp 1 kcal/kg°C, sementara glycol mix memiliki Cp lebih rendah
  • Kondisi mold: Desain saluran pendingin dan material mold mempengaruhi efisiensi pendinginan

Langkah-Langkah Survei Kebutuhan Cooling Capacity

  1. Identifikasi Mesin dan Proses: Jumlah mesin, tipe, kapasitas clamping, siklus waktu produksi.
  2. Pengumpulan Data Teknis: Daya listrik mesin, berat shot, suhu operasi mold & barrel.
  3. Data Pendinginan: Suhu air masuk & keluar, flow rate air pendingin tiap mesin.
  4. Estimasi Beban Panas (Heat Load): Menghitung energi panas yang dibuang dari mold dan barrel.
  5. Pemilihan Tipe Chiller: Air-cooled atau Water-cooled, serta temperatur target air.
  6. Data Lingkungan: Suhu ambien, lokasi indoor/outdoor, kelembaban, ventilasi, dan sumber daya.
  7. Rekapitulasi Total Beban Pendingin: Menentukan total kebutuhan cooling capacity untuk semua mesin.

Kalkulator Cooling Capacity

18,000.00
kcal/h
20.93
kW
71,424.00
BTU/h
5.95
Ton Refrigerasi

Cooling Capacity vs Flow Rate

(ΔT konstan: 5°C)

Cooling Capacity vs ΔT Suhu

(Flow rate konstan: 60 LPM)